Sabtu, 18 September 2010

Perikanan Bisa Beri Makan 20 Juta Orang Lagi Jika Dikelola Lebih Baik

SEBUAH riset bersejarah oleh para ilmuwan dan ahli ekonomi memperkirakan bahwa lebih baiknya manajemen perikanan bebas di dunia bisa memberi makan 20 juta orang lagi, khususnya di negara-negara miskin.
Para periset di Fisheries Centre di Vancouver, Kanada, menyiarkan estimasi global pertama nilai industri itu, yang ditetapkan sebesar 240 milyar dolar, tapi memperingatkan bahwa subsidi-subsidi pemerintah mendorong terjadinya praktek overfishing yang menghancurkan sumber daya itu.
Penelitian tadi merupakan "analisis gambaran besar pertama tentang nilai perikanan bagi orang di seluruh dunia," ujar Rebbeca Goldburg, seorang ilmuwan dari Pew Environment Gropu, yang mendanai riset tadi. Laporan tentang hasil penelitian itu dirilis melalui jumpa pers lewat telepon dari Pew Trust di Washington pada 14 September.
Temuan-temuan penting dari serangkaian empat laporan itu, yang disiarkan pada Selasa lalu di Journal of Bioeconomics, termasuk:
- Perikanan bebas dunia bernilai 240 milyar dolar setiap tahun bila pengali seperti pemrosesan disertakan.
- Perikanan bisa memberi makan 20 juta orang lagi jika overfishing dihilangkan.
- Sport fishing atau kegiatan memancing untuk olahraga di samudera, kegiatan mengamati paus dan menyelam, memberi sejuta lapangan kerja, yang bernilai sampai 47 milyar dolar.
- Dari 27 milyar dolar subsidi perikanan setiap tahunnya semisal bahan bakar murah, 16 milyar dolar memperburuk overfishing yang menghancurkan stok berbagai jenis ikan.
"Mempertahankan perikanan yang sehat punya arti ekonomi yang besar," papar Rashid Sumaila, direktur Fisheries Centre dari University of British Columbia di Kanada barat, yang memimpin riset tadi.
Nilai perikanan itu secara historis diukur dengan nilai yang didaratkan di dermaga, yang pada 2000 mencapai 85 milyar dolar di seluruh dunia, ujar Sumaila dalam sebuah wawancara.
Studi itu merupakan yang pertama secara global untuk menetapkan angka tentang industri tadi yang mempertimbangkan banyak faktor ekonomi.
"Menyangkut perkonomian global, ini bukan suatu angka yang besar, anda cuma bicara soal bagian kecil dari trilyunan dolar," aku Sumaila. Namun dia mengatakan penilaian akurat tentang panen samudera -- serta nilai keamanan pangannya -- akan memberi insentif kepada pemerintah-pemerintah untuk mengelola stok ikan dengan cara lebih baik.
Sumaila mengatakan, sekira separuh dari semua populasi ikan liar kini ditangkap secara besar-besaran dan dalam proses "menghancurkannya atau telah menghancurkan" stok ikan, seperti kehancuran yang dialami ikan cod utara yang dulu melimpah ruah hampir 20 tahun silam.
"Jika kita tidak melakukan sesuatu sekarang, maka kita kemungkinan besar akan kehilangan sebagian besar manfaat ini," singkap Sumaila.
Dengan pengelolaan lebih baik, "kita akan bisa memenuhi kebutuhan 20 juta orang di negara-negara kurang gizi."
Dia merekomendasi pemerintah-pemerintah untuk mulai mengarahkan ulang subsidi industri dari bahan bahan bakar dan area-area lain yang memperparah praktek overfishing, hingga riset dan membantu perikanan menggunakan cara-cara yang berkesinambungan.
"Negara-negara maju besar kini mengeluarkan dana dua kali lipat jumlah uang pajak pada subsidi perikanan global yang mendorong overfishing daripada pajak pada subsidi yang papar laporan tadi.
Para periset itu menggunakan data dari hasil-hasil tangkapan internasional atas ikan liar pada tahun 2000, di dalam zona-zona ekonomi semua negara. Riset lebih lanjut yang kini dilakukan menggunakan data hingga 2008 akan meliputi analisis atas struktur korporasi industri perikanan, ujar Sumaila. (afp/bh)

www.analisadaily.com

0 komentar:

Posting Komentar